Violette dan Florence tak lagi mengerti apa yang sedang terjadi pada diri mereka. Masing-masing sedang cuti melahirkan dan tidak bekerja, yang satu mudah tersulut emosi, yang lainnya merasa mati rasa. Kedua tetangga ini sama-sama dipenuhi rasa kegagalan: meskipun memiliki karier dan keluarga, mereka tidak merasa bahagia. Perselingkuhan pertama Florence menjadi sebuah pencerahan. Bagaimana jika kebahagiaan justru terletak pada pemberontakan terhadap masyarakat kaku yang menuntut segala sesuatu harus sempurna? Dalam konteks di mana bersenang-senang berada di urutan terbawah prioritas, tidur dengan kurir pengantar barang mungkin justru merupakan tindakan revolusioner. Bagi Violette dan Florence, itu menjadi embusan udara segar yang selama ini mereka rindukan.