Dalam keheningan perpustakaan, seorang pria dan wanita saling melempar pandang, terjebak dalam hubungan yang tak pernah selesai. Lewat gestur nan sederhana—buku yang terjatuh, earphone yang dibagi—mereka perlahan saling mendekat tanpa sepatah kata pun. Saat jarak mulai memudar, pacar sang wanita datang membawa buket bunga merah. Ia pergi bersamanya, namun sempat menoleh terakhir kali. Setelah kepergiannya, sang pria meletakkan buket bunga putih di tempat duduknya—gestur tulus yang datang terlambat. Il Fiore Senza Vita adalah refleksi bisu tentang kesempatan yang hilang, kenangan yang tertinggal, dan cinta yang tak sempat terungkap.