Ayu, yang telah merantau, kembali ke kampung halamannya untuk membantu ibunya, Bu Kus, dalam mempersiapkan gudeg manggar untuk acara Kupatan. Dalam rapat PKK, Bu Kus dengan bangga menawarkan diri untuk memasak gudeg manggar, meskipun bahan utama, manggar, semakin sulit didapat akibat perubahan iklim. Kesulitan ini memicu debat sengit antara Ayu dan Bu Kus di pasar, hingga mereka bertemu dengan Pak Budi yang akhirnya membantu mereka mendapatkan manggar. Melalui proses emosional ini, Ayu belajar tentang kekuatan perempuan dan pentingnya menjaga warisan keluarga.